PILAR Copyright 1992 Universitas Katolik Parahyangan
Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur


Sebuah pengantar untuk edisi

Kemah Akbar Kita

Pembinaan selama ini telah menjadi ciri khas mahasiswa arsitektur. Pola pembinaan inilah yang membedakan mahasiswa arsitektur dengan mahasiswa dari jurusan lain dalam lingkup UNPAR. Dalam lingkup yang lebih luas lagi, pola pembinaan ini juga memberi warna tersendiri dibanding mahasiswa arsitektur dari Universitas lain. Agak berlebihan, bahkan mungkin terkesan sombong. Terserah itu kata orang. Yang pasti, mahasiswa kita sendiri sangat bangga terhadap pembinaan yang dipunyai. Reaksi yang muncul ketika isyu KAA akan dihentikan menegaskan kecenderungan ini. Semua pihak serta merta naik darah mendengar isyu tersebut. Ruang himpunan yang waktu itu menjadi tempat diumumkannya isyu itu mendakdapanas. Click here for more

Mahasiswa tidak rela, tradisi yang mereka banggakan selama bertahun-tahun distop begitu saja. Munculnya isyu tersebut memang cukup beralasan. Terjadinya kasus mahasiswa Fakultas Teknik yang masuk rumah sakit membuat pihak Struktural perlu mengambil tindakan. Akhirnya turun SK Dekanat, yang mengumumkan bahwa telah ditunjuk 3 dosen pembimbing untuk masing-masing jurusan. Dosen-dosen ini telah diberi hak veto untuk menghentikan kegiatan OPSPEK apabila dirasa perlu.

Guncanglah pihak panitia Kemah, baik Sipil maupun Arsitek. Saat itu, pihak Sipil lebih goyang. Bisa dimaklumi, jadwal Kemah Sipil lebih dekat daripada Arsitektur. Namun seperti yang kita lihat, Kemah Sipil telah dilaksanakan. Tinggal masalah Kemah Akbar Arsitektur. Ini dia yang secara tidak langsung menjadi pemeran utama di edisi kali ini. Bicara soal pembinaan memang tidak bisa lepas dari KAA. Menjelang pelaksanaannya, KAA mengalami berbagai cobaan. SK dekanat ternyata bukan final, tidak lama setelah itu turun SK dari sekretaris jurusan yang menyatakan tidak ada dispensasi kuliah bagi panitia maupun peserta KAA. Senin, 23 September 1996 adalah hari berakhirnya KAA, namun pada hari itu juga angkatan ’96 ada studio SPA 1. Muncul rencana, KAA akan dimajukan jadwalnya menjadi Jumat, Sabtu dan Minggu. Ini berarti jadwal KAA akan bentrok dengan acara Wisuda yang diadakan tanggal 21 September 1996. Selasa malam, 17 September 1996, Go Public KAA dilangsungkan di R. Bursa HMJA.

Malam itu, ada ide dari senior untuk mengantisipasi jadwal ’96 yang bentrok dengan studionya. Untuk tidak menyulitkan proses studio SPA 1, ditawarkan acara asistensi dari senior ke ’96 untuk menyiapkan klad desain. Agar pada saat kembali dari KAA, ’96 sudah punya bekal untuk distudio mereka. Usul tersebut diterima. Saat Go Public dilangsungkan, beberapa pihak panitia menyodorkan konsep dan acara KAA ke ketua tim dosen pembimbing, Pak Basuki di kediamannya. Menurut pihak panitia, pak Basuki tidak terlalu mempermasalahkan jadwal acara tersebut. Keesokan harinya, Rabu 18 September 1996, jadwal acara telah dipastikan kembali ke jadwal semula, yaitu Sabtu, Minggu, Senin, 21-23 September 1996. Kamis malam, 19 September 1996, usul yang dilontarkan di Go Public tadi di realisasikan. Berbagai pojok sekitar GSG dipenuhi oleh mahasiswa ’96 yang asistensi. Di malam inilah, pihak Pilar mengalami dilema yang sangat. Pilar tahu betul, masalah ini adalah masalah yang sangat riskan untuk dibahas. Apalagi saat itu keadaan dalam keadaan genting.

Di satu sisi, situasi prapelaksanaan KAA sangat goyang untuk diangkat dalam Pilar. Pihak pembinaan HMJA, pada malam tersebut menyarankan Pilar untuk tidak memuat masalah tim dosen maupun masalah-masalah yang berkaitan dengan kesulitan yang berkenaan dengan KAA ini. Dikhawatirkan konsep dan acara KAA bisa rusak jika angkatan ’96 mengetahui kondisi yang sebenarnya. Di sisi yang lain, Pilar merasa perlu mengangkat masalah ini. Salah satunya agar supaya setiap individu mengerti kondisi KAA kali ini juga mengerti hak-hak dosen maupun panitia dalam pelaksanaan acara KAA nantinya. Sehingga jika terjadi penyimpangan yang dilakukan dosen maupun pihak panitia, setiap individu bisa berani bersikap atas dasar hak-hak tadi. Hak-hak itu jelas sekali terlihat pada interview dengan ketua KAA.

Pilar menyadari sekali resiko dari reaksi yang akan muncul dari edisi ini, antara lain pihak-pihak yang tidak puas terhadap hasil kerja panitia, perubahan sikap pada angkatan ’96 dan kemungkinan-kemungkinan lainnya. Namun yang paling buruk dan yang akan sangat disayangkan oleh pihak Pilar adalah justru kemungkinan dituduhnya Pilar sebagai pihak yang ingin merusak program yang ada, karena mengangkat masalah saat keadaan sedang genting. Bagai memancing di air keruh. Tuduhan ini bukannya tidak mungkin. Sebelum edisi ini terbit, suara-suara itu sudah bermunculan. Sulit sekali untuk lolos dari dilema ini. Akhirnya, Pilar mengambil sikap. Atas dasar keyakinan bahwa pembinaan di arsitektur salah satunya ditujukan untuk membentuk pola berpikir dewasa dan kritis, maka Pilar yakin akan pola pikir dewasa dan kritis dari sidang pembaca. Pilar yang dangat dari untuk sekali www.shop-orthopedics.com


Click Here to Back