PILAR Copyright 1992 Universitas Katolik Parahyangan
Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur


Ferdinand (Ketua KAA XV)

Harapan saya kita lebih solid lagi

Bagaimana sistem pembinaan kita selama ini, yang sudah dilakukan sebelum-sebelum-nya?

Kalau menurut saya, sistem pembinaan itu, sebelumnya sudah dipikirkan dan dikonsepkan dengan segala kelebihan dan tujuan yang mau dicapai. Terus terang, kalau secara pribadi saya melihat sistem ini nggak ada masalah. Saya tahu dengan pasti tujuan yang mau dicapai itu baik. Jadi sistem ini ya saya melihatnya positif, nggak insurance coverage info

Dalam SK dekan dikeluarkan keputusan tentang OPSPEK, bukan pembinaan. Apa KAA termasuk OPSPEK?

OPSPEK itu kan Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus. Sebenarnya salah satu tujuan KAA adalah inisiasi untuk masuk ke lingkup arsitektur, sekaligus mengajak angkatan baru mengenal senior dan sebaliknya. Di KAA itu ada materi yang harus kita sampaikan, dan itu termasuk pengenalan dan organisasi - organisasi di dalamnya, semacam Himpunan, Arjau, dll. Karena OPSPEK adalah pengenalan kampus dan segala macamnya, maka KAA itu diterapkan. Jadi, kemah itu termasuk dalam rangkaian OPSPEK. Maka pengenalan kemasama itu memang kegiatan shop orthopedics itu cuma nama nggak taa.

Jadi, KAA menerima SK dekan sebagai bentuk OPSPEK, bukan pembinaan?

OPSPEK itu kan cuma sekedar nama. Pokoknya, kegiatan - kegiatan yang bersifat tertentu disebut OPSPEK. KAA, TAA, dll sifatnya kan memang membina angkatan baru dan dimasukkan ke program divisi pembinaan himpunan. Jadi, sama saja? Nggak bisa dibilang sama. Sifatnya itu pembinaan, cuma...nama yang dipakai OPSPEK

Jadi, OPSPEK itu istilah yang dipakai fakultas/ universitas untuk pembinaan?

Sebetulnya istilah OPSPEK itu kan standar. Itu cuma nama dari fakultas. Setelah masuk ke himpunan, kegiatan yang dikategorikan sebagai OPSPEK itu seperti KAA, TAA, dll adalah pembinaan. Essensinya membina. Kalau himpunan nggak mengakui kata OPSPEK, nggak betul juaga. Kita nggak mempermasalahkan sebutan OPSPEK. Dalam lingkup himpunan, jadi pembinaan.

Apa anda sebagai pribadi merasa panitia KAA sudah benar-be- nar siap?

Saya sebagai ketua kemah sekarang? Sejauh ini dengan kekurangan - kekurangan, hambatan - hambatab, keterbatasan - keterbatasan, dll, gua siap melaksanakan KAA sampai habis, sampai evaluasi.

Sebagai ketua KAA, apa tanggapan elu atas pernyataan Pak Basuki sebagai pengawas yang tidak menyetujui konsep KAA.

Pak Basuki nggak setuju ama konsep kemah ? Semalam itu ada team kita yang berangkat, Mandy, Riss, David, Toto, dan Seno. Terus hasilnya , Pak Basuki menyetujui detail acara. Berarti, kalau dia sudah setuju, dan acara dususun berdasarkan materi dan konsep, gua pikir nggak 100 % benar Pak Basuki nggak setuju sama konsep KAA. Cuma...mungkin yang dimaksud Pak Basuki nggak setuju adalah formatnya. Formatnya itu sudah nggak feasible lagi buat sekarang. Itu yang menjadi masalah.

Kalau ternyata di KAA nanti ada cut dari pengawas, apa antisipasinya ?

Itu berarti ada sesuatu yang menyimpang dari acara. Mandy bilang Pak Basuki sudah fixed terhadap detail acara. Pak Basuki nggak complain segala macam. Jadi, yang mesti kita lakukan supaya nggak ada cut, kita harus melaksanakan skenario acara seideal - ideal yang sudah kita rencanakan. Kalau ada yang menyimpang, terus ada cut, nggak masalah, gua setuju - setuju saja.

Dalam batas mana penyimpangan itu perlu di-cut ?

Saya nggak tahu nanti di lapangan bakal kayak gimana, tapi gua pikir sih, penyimpangan yang sangat berbahaya dan gua harapkan nggak akan terjadi. Soalnya dari penggalan pengalaman kemarin, nggak pernah terjadi demikian.

Kalau sampai kemungkinan terburuk terjadi ?

Kemungkinan itu sangat kecil. Soalnya gini, kita sudah menyiapkan semua perangkat-perangkat dan kita sudah punya sistem. Kalau ada peserta yang nggak bisa dikendalikan, dalam artian panitianya atau senior, bukan ’96, kita sudah menyiapkan sistemnya, kita sudah punya koordinasi senior, dll. Kita akan menkondisikan semua pihak untuk melaksanakan KAA dengan lancar dan seideal mungkin sesuai dengan acara. Kalau hal terburuk terjadi di dicut, ya kita memang harus terima konsekuensinya. Tapi, kita punya treatment, sebisa mungkin kita tetap mengusahakan rangkaian acara KAA berlangsung sesuai skenario.

Kalau di-cutnya karena kesalahan persepsi, dalam arti apa yang dibayangkan saat membaca detail acara beda dengan kenyataan di lapangan dan dia nggak setuju, itu bagaimana ?

Kalau salah persepsi, kayaknya nggak mungkin. Kita sudah mendetail acara per 5 menit dan team dosen, termasuk Pak Basuki sudah tahu dan sudah melihat pengalaman - pengalaman sebelumnya. Rasanya, nggak akan jauh lari berbeda formatnya dari yang pernah ada.

Apa pernyataan satu dosen untuk cut langsung bisa menghentikan kemah atau harus berdasarkan kesepakatan bertiga ?

Di sini yang bertanggung jawab penuh untuk mem-veto adalah Pak Basuki sebagai koordinasi dosen; dengan Pak Abang dan Pak Charles. Secara struktural, yang bisa kita terima vetonya, adalah pernyataan yang keluar dari Pak Basuki. Misalnya dosen yang meng-cut harus ke Pak Basuki dulu.

Jadi prosedurnya, kalau ada dosen yang mau meng-cut harus bicara ke Pak Basuki dulu ?

Dalam teorinya, betul kayak gitu. Itu kalau memang Pak Basuki ada di sana. Kalau nggak ada di sana, ya tinggal diturunkan saja. Siapa selanjutnya yang punya veto tertinggi.

Soal dengan jurusan, tentang dispensasi pada hari Senin bagaimana ?

Sudah diurus. Kita berangkat Sabtu sampai dengan Senin.

Jadi, jurusan setuju memberi dispensasi sehubungan KAA ?

Tadi sudah ada team yang melobby pihak yang terkait. Kemungkinan terburuk, tetap ada studio buat ’96 pada hari Senin, tapi mulainya jam 11.00. Itu yang terburuk, artinya ada option-option lain di atas itu. Kemungkinan terbaiknya, ada disepensasi buat hari Senin.

Setelah TAA, dalam masa pembinaan sebelum KAA ini banyak terjadi kekacauan. Seperti sempat ditangguhkannya program pembinan, keluarnya SK dekan yang memutuskan adanya pengawas di KAA, urusan dengan jurusan, dll. Sehubungan dengan itu, bagaimana tanggapan elu? Sejauh mana itu mempengaruhi persiapan KAA ?

Pengaruh ke acara nggak terlalu besar. Masalah yang timbul di dekanat sampai rektorat itu akibat preseden buruk dari pasca TAT. Pasca TAT itu sebetulnya bisa dibilang bermasalah, treatment yang diberikan kepada mereka yang nggak itu TAT terlalu lama dan berlarut - larut, sehingga timbul hal yang buruk itu. Jadi, menurut gua langkah yang diambil dekanat itu sebetulnya nggak salah, dalam arti, nggak mungkin dekanat membiarkan hal seburuk itu terjadi lagi. Cuma, dengan tegas gua bilang, pengaruh ke acara kemah nggak bermasalah banyak, lancar - l ancar saja, kecuali pihak atas memang mau ngadain reformasi besar - besaran.

Berarti KAA tahun ini standarnya kira - kira sama dengan tahun - tahun sebelumnya ?

Ya, kita nggak berubah total. Dari tahun ke tahun, acara KAA nggak berubah jauh. Jadi, ya kita nggak beda jauh sama tahun - tahun sebelumnya dan kita nggak terpengaruh besar dari keputusan dekanat tadi. Pengaruhnya gua pikir, kita harus memperlihatkan kepada dosen pengawas tentang konsep dan materi acara kemah. Sejauh ini nggak ada masalah.

Apa KAA ini benar - benar perlu ?

Ditilik dari segi pembinaan? Itu perlu dan sangat. Itu kan buat angkatan baru itu sendiri. Hasilnya memang nggak didapat secara instant saat proses kemah itu kan ? Jadi, ada point - point tujuan yang kita harapkan tercapai setelah kemah itu. Contohnya konsolidasi angkatan, interaksi per individu di angkatan. Mereka kan harus disiapkan untuk program - program yang mereka harus lakukan selanjutnya dalam rangkaian pembinaan seperti TM, dll. Kerja itu kan per satu angkatan. Jadi, pointnya kembali, mereka harus berkonsolidasi satu angkatan. di situ KAA dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Apa dampaknya kalau KAA dihapuskan ?

Berarti semua tujuan KAA nggak terlaksana. Itu mencakup konsolidasi angkatan, interaksi di dalamnya, dan memperkenalkan mereka secara cepat kepada angkatan atas atau senior. Untuk ke depannya, yang bermasalah ya angkatan baru itu sendiri. Menurut gua, mereka nggak akan siap menjalankan TM, dll yang notabene adalah proyek satu angkatan. Yang ada kemah saja, ke belakangnya nggak bisa dibilang sempurna. Apalagi kalau nggak ada.

Pengaruhnya ke pembinaan saja ?

Nggak, juga terhadap keberadaan mereka di kampus. Kalau KAA nggak ada, angkatan baru akan bermasalah. MUngkin ada pihak yang nggak menerima keberadaan mereka di sini.

Ada pengaruh ke akademis ?

Kalau dia memang akademis habis, artinya dia cukup mengeri dengan apa yang diterangkan oleh dosen dan asisten tanpa butuh asistensi lagi dari rekan - rekan seniornya, gua pikir memang nggak masalah. Tapi, jumlah orang seperti itu kan bisa dihitung. Dari pengalaman yang ada saja, kita masih butuh masukan, asistensi dari senior. kalau senior nggak kenal mereka dan mereka juga nggak kenal, itu nggak akan bisa.

OK, segitu saja. Ada yang mau ditambahkan sehubungan denga KAA XV ?

Ya, harapan gua saja. Buat semua yang terlibat baik perseta ’96, kepanitiaan dan seluruh keluarga besar arsitektur, “Kita sudah banyak menghadapi berbagai masalah yang menghujam proses persiapan kemah, kita sudah cukup bersatu memecahkan masalah - masalah tersebut. Harapan saya kita lebih solid lagi, dalam arti kita sudah sama - ama tahu fungsi kemah untuk ’96 dan senior. Jadi, harapan gua, kita satu tekad untuk mensukseskan kemah ini yang mungkin akan menjadi kemah ‘idaman’ terakhir. Maksud ‘idaman’ itu apa ? Ya...format kemah yang selama ini kita kenal lah

Terakhir, berarti panitia KAA sudah siap ?

Siap....Siap


Click Here to Back